Sabtu, 01 Agustus 2009

manohara


Mendingan aku jadi janda daripada jadi seorang istri tapi nggak bahagia. Begitulah kata Manohara Odelia Pinot, cewek cantik berusia tujuh belas tahun yang dinikahi seorang pangeran Kerajaan Kelantan Malaysia.
Manohara ngaku selama jadi istri Tengku Fahri, kerap diperlakukan kasar. Dari sulutan rokok, penganiayaan, pukulan, disuntik obat-obatan, sampe disilet-silet. Hwuaduh!
Manohara yang kini popularitasnya menjulang bak artis papan atas sering muncul di banyak media dengan kisahnya yang tragis. Kisah mirisnya ini mengundang simpati banyak kalangan. Gimana nggak, suaminya yang merupakan pangeran Kelantan tega memperlakukan istrinya dengan nggak selayaknya. Walaupun pernyataan Manohara masih perlu dibuktikan, tapi seenggaknya banyak juga orang yang punya pengalaman hampir sama dengan kisahnya.
Manohara nggak sendiri, sebetulnya. Banyak juga dalam kehidupan rumah tangga yang diwarnai kekerasan. Bahkan sampe terjadi pembunuhan. Kalo kita lihat di beberapa media, ada seorang suami membunuh istrinya. Bahkan lebih ironis lagi, istri tega membunuh suami sendiri dengan berbagai macam alasan.
Rina punya pengalaman pahit saat menjalin asmara. Perbedaannya kalo Manohara punya masalah sama suaminya, Rina justru bermasalah sama pacarnya. Rina ngaku sering diperlakukan kasar sama pacarnya sendiri. Kalo dia telat datang untuk menemui Dodi, pacarnya, Rina kena marah itu adalah hal biasa. Padahal alasan Rina telat mungkin bisa ditolelir oleh kebanyakan orang. Tamparan juga kerap mendarat di pipinya saat dia terlihat akrab ngobrol sama cowok walaupun mereka adalah temen sendiri, bahkan saudara. Loh? Trus gimana?
“Awal-awal masih sabar, tapi lama-lama nggak kuat juga. Dia masih sulit untuk berubah. Makanya aku milih putus aja,” tutur Rina. Dia ngaku kekagumannya pada Dodi kini nggak ada lagi. Bahkan udah nggak ada rasa cinta sama sekali.
Sedangkan Fina bilang gini, “Hihi… nggak cita-cita dah. Na’udzubillah,” katanya. Dia bilang cowok yang suka berbuat kasar, suka ngelakuin tindak kekerasan en penyiksaan itu udah berada pada tingkat keterlaluan yang nggak tertangguhkan. Andai hal itu terjadi pada dirimu?
“Aku muntab, marah semarah-marahnya. Kan ada kalanya marah nggak cuma diam,” kata Fina yang sekuat hati berusaha untuk nggak pacaran. Kalo dia nyembah-nyembah minta maaf? “Kalo dia sungguh-sungguh minta maaf, ya kita buat perhitungan dulu. Permintaan maaf itu bukan soal ucapan tapi rupa perbuatan,” tambahnya. Fina juga suka sama cewek yang nggak nunjukin kelemahannya sebagai perempuan.
Well, emang seharusnya perempuan diperlakukan selayaknya. Seorang cowok nggak bisa semena-mena, sewenang-wenang atau semau gue.
Ayu ngejawab singkat menyikapi hal kayak gini. “Putusin aja, terus cari lagi,” katanya senada dengan Rina. Ayu yang pernah ngalamin pengalaman kayak gini nambahin, “Menurutku inti cinta tuh kan ikut seneng kalo ngelihat kekasihnya seneng. Lha wong ceweknya aja udah menderita karena sikapnya kok. Yang lebih baik masih banyak kan?”
Kurnia lebih bijak. Dia bilang, kalo kita punya cowok yang suka main pukul gitu, coba deh ajak dia bicara baik-baik, diskusikan dan nanya apa maunya. “Kita sendiri juga perlu introspeksi diri. Barangkali kita yang keliru dan emang harus memperbaiki sikap.” ujarnya.
Menurut Fina lagi, cewek baik cuma pantas untuk cowok yang baik. “”Kalo mau dapet cowok yang baik, yang harus kita tempuh adalah memperbaiki diri dulu biar baik.”
WIWI HARTATI